Sabtu, 14 Maret 2009

3.000

3.000

Angka yang dulu sekedar angka buatku. Sekarang angka ini bermakna sesuatu.
Angka ini membuatku harus minum obat lagi, white, small, bitter tablets.
Angka ini merupakan penjelasan dari sakit kepalaku belakangan ini, kelelahan yang kurasakan dan kantuk yang tidak tertahankan, serta sesak di dadaku.
Angka ini menimbulkan tanda tanya...karena aku baru pulih dari kondisi yang sama seminggu lalu. Maka, kemunculan angka ini membuatku terhenyak dan bingung. Why? kata itu muncul karena memang aku bertanya.
Apakah ada kemungkinan salah? atau tertukar? pertanyaan itu tak pelak muncul di benakku. Namun aku tidak bisa menjawabnya.

Aku hanya bisa membayangkan apa yang akan terjadi dalam 1 minggu ke depan...
1. Nggak bisa tidur
2. Pandangan kabur
3. Nafsu makan yang tidak teratur
4. Wajah semakin bulat
5. Sakit seperti ditabrak truk
6. Jam - jam bodoh, di mana aku tidak bisa berpikir dengan jelas

Semua itu pernah ku alami, aku pikir tidak akan pernah lagi, namun....
aku mengalami lagi, rasa sakit yang sama, kebingungan yang ku pikir tidak akan terjadi lagi. Karena belakangan segala hal menjadi masuk akal bagiku, semua menjadi terang benderang, hampir semua terjadi sesuai yang kuperkirakan. Maka, ketika hal ini muncul aku menjadi bimbang, goyah, namun aku tidak bisa menangis...aku sudah coba... herannya aku merasa baik, ini sudah biasa. Aku meyakinkan diriku bahwa aku akan melaluinya dengan baik, lagi. Aku akan bertahan menghadapi tubuhku sendiri. Bukankah aku telah melakukannya selama 8 tahun ini?
Aku bertanya pada Tuhan, namun Dia memintaku menjawab sendiri, aku pikir begitu.
Aku bertanya pada Tuhan, namun yang saat ini aku dengar adalah doaku sendiri..."Bila hal ini adalah baik buatku, dan menjadikanku alat berkat Tuhan untuk orang lain...maka janganlah mengambilnya dariku" Salahkah doaku?
Saat aku mengimani pemulihan, hal itu masih terjadi.
Saat aku menganggapnya bagian hidupku, hal itu juga terjadi.
Saat aku berpasrah diri, hal itu masih juga terjadi.
Saat aku memberontak dariNya...tunggu dulu aku belum pernah memberontak dariNya tentang ini...haruskah aku melakukannya?
Duniaku bukanlah milikku, rencanaku seringkali bertentangan denganNya.
Apakah Dia membenciku? sebagai manusia rasanya tidak, jika ya, maka aku akan segera musnah.
Apakah Dia terlalu mencintaiku? sebagai manusia yang bodoh, aku pikir ya, cintanya teramat besar, megah dan tidak terukur, entah kapan habisnya. Sinisme? bukan, aku mengatakannya dari dalam hati dan pikiranku yang teramat kabur.
Proses, banyak yang mengatakan demikian. Aku sedang dalam proses, penempaan iman, bejana yang dibentuk oleh penjunan. Aku ingin sinis, ingin sarkastis, ingin teriak, ingin marah...tapi sisi lain diriku mengembalikan akal sehatku. Aku tidak bisa marah, teriak bisa, namun untuk apa?
Proses, ya, kata itulah yang aku pakai untuk menjelaskan semua ini. Proses di mana aspek supranatural berpartisipasi, proses di mana logika manusia tidak bisa menjelaskannya, proses yang melalui pemenuhan kebutuhan fisikku aku secara tidak sadar menjadi bagian didalamnya. Proses yang akan memunculkan, yang berdasarkan pengetahuan minimku tentang The Scripture, akhir yang indah. Teramat indah, sehingga ketika aku menoleh ke belakang aku bisa mengatakan "Semua rasa sakit itu berakhir dengan indah, semua kegelisahan itu mengarahkan ke akhir di mana 'segala sesuatu ada waktunya'."
Maka, aku pikir segala sesuatu ada waktunya. Saat ini adalah waktuku untuk diproses.

Selasa, 10 Maret 2009

Where have you been?

I thought i knew all people around me, guess what? I did not.
I thought i can see well to people's eyes, guess what? i could not.
I thought i care enough for other people around me, guess what? i care not.
The last few days has been a catastrophic reminder for me, of how indifference and self centeredness can occupy my mind.
I lost my concentration on several things, i forgot things that are important to me, even i forgot my friends. I lost contact with some of my friends, and when someone mention them to me, i completely forgot their names. I can remember faces, but names are the idle things that missed my memory storage.
Again, there is a certain person that close to me for some time, i see her almost every day, but i didn't realize that she's pregnant until her pregnancy enter the 6th month, how stupid and mindless i've been.
Next, i join a committee for special event, it's true that i enter that committee in the middle of the process. Two days a go a person outside my committee scold me (in a very polite and calm way), of how unprofessional the committee has been. My pride hurt, my ego collided, but that person shed some light to my awareness. I've been a total just-wannabe-by-myself-doing-my own-thing person. I didn't care much for the progress of the event, and i've been clueless for the other committee members around me.
Last, but not least, last night i watched (for the second time) a Japanese movie titled Train Man. I simple movie about a cyber freak who falls in love with a steady woman, and almost lost her because of his coward self. The woman has to waken him up to realizes the importance of himself in other's eyes, especially hers. From that movie i learn that there is no perfect human in this round place we call earth. A person can be perfect only if that person surrounded by other person/people. It's no use to try so hard in achieving perfectness, just by our own effort, because perfectness in physical self can diminished with time. When we with someone else, we will be perfect because we care for that other person, and not just become a narcisstic-kind-of-a-person.
Hard ? yup! we tend to seek benefit from others, we tend to be close with someone who can give us something. But, i think it will not hurt my pride and self to put aside a bit of my ego and care for other more.
We'll see the progress...soon i hope.